Minggu, 06 Juli 2014

Liputan Story Telling

¬LIPUTAN SEMINAR MENDONGENG ISLAMI Seminar mendongeng Islami (mendidik guru dan siswa super melalui mendongen Islami) bersama Dwi Budiyanto, S.Pd dan Wuntat Wawan Sembodo, S.Ag pada tangggal 31 Mei 2014 di hall Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS. Kegiatan ini kurang lebih dimulai pukul 8:30 WIB dan di buka dengan sambutan-sambutan dari panitia seminar dan ketua program studi PGSD Drs.Samino, MM. Selanjutnya disajikan pula musik yang bernuasa Islami dengan tiga orang personil diantaranya dua laki-laki dan satu perempuan. Setelah penyajian musik selesai, pembicara pertama Dwi Budiyanto,S.pd dan pembicara kedua Wuntat Wawan Sembodo, S.Ag tentang mendidik anak dengan metode cerita. Para pembicara memulai pembicaraannya dengan mengajak peserta seminar ice breaking terlebih dahulu untuk memberikan semangat dan mencairkan suasana. Kemudian pembicara menjelaskan materi yang sudah disiapkan, yang pertama pengertian dan fungsi cerita. Ada beberapa fungsi cerita yaitu: sarana kontak batin antara pendidik dan peserta didik, pendidikan imajinasi/fantasi, pendidikan emosi atau perasaan peserta didik, membantu proses identifikasi diri atau perbuatan, media penyampai pesan atau nilai-nilai agama dan sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan. Materi yang kedua tentang klasifikasi cerita. Pemilihan jenis cerita ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat usia pendengar, jumlah pendengar, tingkat heterogenitas pendengar, tujuan penyampaian materi, suasana acara, situasi dan kondisi pendengar. Adapun pengelompokan cerita ini ditinjau dari beberapa sudut pandang yang dibedakan berdasarkan pelakunya, kejadiannya, sifat dan waktu penyajiannnya, jumlah pendengar, teknik penyajian dan pemanfaataan peraga. Untuk materi yang ketiga yaitu tentangg teknik menyampaikan cerita. Dalam menyampaikan cerita agar berhasil , ada dua faktor yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik yang akan bercerita, yakni naskah/skenario atau setidaknya sinopsis (kerangka cerita) yang dibedakan menjadi sumber cerita yang telah ada dan mengarang cerita sendiri. Sedangkan faktor yang kedua yaitu teknik penyajian, ada beberapa unsur dalam penyajiam cerita yaitu total, satukan perhatian anak, detail, dramatisasi, ekspresif, ilustrasi suara, suspence dan humor, friendship, perhatikann situasi dan kondisi pendengar dan happy ending. Penyampaian materi dan seminar ini berakhir kurang lebih pukul 11:15 WIB.

Jumat, 27 Juni 2014

PPT tebak gambar siswa SD

">

KOMPONEN DAN PRINSIP MANAJEMEN KELAS



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh guru  agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh  faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis keterampilan yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk melatih kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara, yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agra kita memahami dan mampu mengelola kelas dengan baik.
B.      Rumusan Masalah
1.       Apakah pengertian pengelolaan kelas ?
2.       Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengelola kelas?
3.       Apa saja prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?
C.      Tujuan  Makalah
1.       Mengetahui pengertian pengelolaan kelas.
2.       Mengetahui komponen-komponen yang ada dalam keterampilan mengelola kelas.
3.       Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1.       Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Otoritas guru tidak sepenuhnya, guru memang mempunyai hak kekuasaan, namun ada pemegang kekuasaan di atas guru misalnya kepala sekolah, dan lain-lain.
2.       Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa dalam melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Fungsi guru adalah menciptakan kondisi siswa agar merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.
3.       Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.
Tidak ada pendekatan-pendekatan yang paling baik, tetapi pendekatan-pendekatan ini akan menjadi pendekatan paling baik pada saat situasi yang tepat.
B.      Komponen Katerampilan Mengelola Kelas
Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif ) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok. Keterampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara; memandangan secara seksama, gerak mendekati, memberi pertanyaaan , dan reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan. Yang termasuk kedalam ketakacuan. Yang termasuk kedalam keterampilan memberi perhatian adalah visual dan verbal. Tetapi memberi tanda, penghentian jawab, pengarahan dan petunjuk yang jelas, penghentian, penguatan, kelancaran, dan kecepatan, merupakan sub bagian dari keterampilan pemusatan perhatian kelompok.
Masalah modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok, dan menemukan serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, adalah tiga buah strategi yang termasuk kedalam ruang lingkup keterampilan yang berhubungan dengan  pengembangan kondisi belajar yang optimal. Semua kegiatan yang disebutkan diatas akan diperjelas dan diperdalam via uraian berikut ini.
Keterampilan dalam mengelola kelas dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
1.        Preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
2.        Represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Pada keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru didalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu:
1.        Sikap tanggap
Seorang guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku yang muncul pada siswa dan memberikan tanggapan-tanggapanatas perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan kondisi siswa, perasaan tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang baik. Komponen ini ditunjukan oleh tingkah laku guru bahwa ia hadir berasama mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada perhatian atau tidak ada perhatian, tahu yang mereka kerjakan. Seolah-olah mata guru ada di belakang kepala, sehingga guru dapat menegur anak didik  walaupun guru sedang menulis di papan tulis. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara:
a.       Memandang secara seksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama dan menunjukan rasa persahabatan.
b.       Gerak  mendekati
Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas anak didik. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman.
c.       Memberi pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lainnya. Akan tetapi haruslah dihindari hal-hal yang menunjukan dominasi guru, misalnya dengan komentar atau pernyataan yang mengandung ancaman seperti: “ saya tunggu sampai kalian diam!”. “saya atau kalian yang keluar?” atau “ siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silakan keluar!”. 
d.       Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan
Kelas tidak selamanya tenang. Pasti ada gangguan. Hal ini perlu guru sadari dan jangan dibiarkan. Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada bersama anak didik. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
2.        Membagi perhatian
Kelas diisi oleh sejumlah orang (siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang berbeda-beda yang membutuhkan bantuan dan pertolongan  dari guru. perhatian guru tidak hanya terfokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat menimbulkan kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merata kepada setiap anak yang ada di dalam kelas juga harus mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama agar pengelolaan kelas menjadi efektif. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:
a.       Visual
Guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik kegiatan kedua, tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan pertama. Kontak pandang ini bisa dilakukan terhadap kelompok anak didik atau anak didik secara individual.
b.       Verbal
Guru dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap aktivitas anak didik pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada aktivitas anak didik yang lain.

3.        Pemusataan perhatian kelompok
Munculnya kelompok informal di kelas atau pengelompokan karena disengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan. Maka guru harus bisa mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian anak didik dan memberitahukan (dapat dengan tanda-tanda) bahwa ia bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat guru lakukan, yaitu:
a.       Memberi tanda
Dalam memulai proses belajar mengajar guru memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan atau topik dengan memilih anak didik secara random untuk meresponnya.
b.       Pertanggungan jawab
Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadapkegiatan sendiri, maupun kegiatan kelompoknya. Misalny, dengan meminta kepada anak didik untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan.
c.       Pengarahan dan petunjuk yang jelas
Guru harus sering kali memberi pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri anak didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas.
d.       Penghentian
Tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau berhasil dihindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktiv dalam kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan anak didik itu. Cara lain untuk menghentikan gangguan, adalah guru dan anak didik membuat persetujuan mengenai prosedur dan aturan yang merupakan bagian dari pelaksanaan rutin proses belajar mengajar, sehingga menghentikan gangguan berubah menjadi hanya memperingatkan. Cara mengomeli kurang dibenarkan dalam pendidikan, sebab tidak mendidik.
e.       Penguatan
Untuk menanggulangi anak didik yang mengganggu atau tidak melakukan tugas, dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang dipilih sesuai dengan masalahnya. Penggunaan penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau yang tidak melakukan tugas.
f.        Kelancaran (smoothnees)
Kelancaran atau kemajuan anak didikdalam belajar sebagai indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas. Hal ini perlu guru dukung dan jangan diganggu dengan hal-hal yang bisa membuyarkan konsentrasi anak didik. Ada sejumlah kesalahan yang harus guru hindari, yaitu: campur tangan yang berlebihan (teacher Instruction), kelenyapan (Fade away), penyimpangan (Digression), dan ketidaktepatan berhenti dan memulai kegiatan.
g.       Kecepatan (Pacing)
Kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang dicapai anak didik dalam suatu pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru adalah kesalahan menahan penyajian bahan pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas. Ada dua kesalahan kecepatan yang harus dihindari bila kecepatan yang tepat mau dipertahankan, yaitu: Bertele-tele (overdwelling) dan mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
4.        Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Untuk mengarahkan kelompok kedalam pusat perhatian seperti dijelaskan diatas, juga memudahkan anak menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas guru adalah memaparkan setiap pelaksanaan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
5.        Menegur
Permasalahan bisa terjadi dalam hubungannya antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran yang sesuai dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran bukan dari hal yang memberikan efek  penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi bagaimana siswa bisa tahu dengan kesalahan yang dilakukannya .
6.        Memberi penguatan
Penguatan adalah upaya yang diarahkan agar prestasi yang dicapai dan perilaku-perilaku yang baik dan dipertahankan oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan atau dapat ditularkan kesiswa lainnya. segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa yang telah menyimpang. Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kodisi belajar yang optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
a.       modifikasi tingkah laku
Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan memodivikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b.       pengelolaan kelompok
Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam mengatasi masalah pengelolaan kelas antara lain dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua jenis keterampilan yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
c.       menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan menyebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal maka seorang guru harus mampu meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya dengan cara memindahkan benda-benda yang bersifat mengganggu, menghilangkan ketegangan dengan humor, memindahkan penyebab gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan.
C.      Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:

1.       Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau siswanya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas.
2.       Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain itu perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.
3.       Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya.
4.       Keluwesan
Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya ganggua-gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah strategi mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan mengajar yang lain.
5.       Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Guru dapat memelihara suasana yang positif dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan:
a.       Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar.
b.       Menyadari akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa.


c.       Penanaman disiplin diri
Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil  jika guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.


BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara atau pendekatan-pendekatan tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal selama pembelajaran. Komponen-komponen keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1.    Preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
2.    Represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Pada keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru didalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas yang terdiri dari:
1.       Kehangatan dan keantusiasan
2.       Tantangan
3.       Bervariasi
4.       Keluwesan
5.       Penekanan pada Hal-Hal yang Positif




DAFTAR PUSTAKA
http://elinady.blogspot.com/2013/07/keterampilan-mengelola-kelas.html diakses pada tanggal 19 maret 2014 pukul 9.25 WIB
http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan-mengelola-kelas.html, diakses pada tanggal 19 maret 2014 pukul 9.30 WIB
http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan-mengelola-kelas.html, diakses pada tanggal 19 maret 2014 pukul 9.40 WIB
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com, diakses pada tanggal 19 maret 2014 pukul 9.45 WIB