Jumat, 27 Juni 2014

MEMBACA NYARING SUATU PENGUMUMAN DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT DENGAN STRATEGI SHARED READING

MENYAPU (MEMBACA NYARING SUATU PENGUMUMAN) DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT DENGAN STRATEGI SHARED READING
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:
YOSI ANTYANINGRUM            (A510120177/IVD)
DEDY SURYO TRI M                  (A510120193/IVD)
FITRIA RAHMAWATI                (A510120200/IVD)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK
Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan strategi shared reading. Rumusan masalah yang diuraikan pada makalah ini adalah bagaimana penerapan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, bagaimana mengembangkan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan strategi shared reading, bagaimana variasi penilaian dalam penggunaan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, Adapun tujuan dari rumusan masalah ini adalah Mendeskripsikan penerapan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, memaparkan pengembangan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan strategi shared reading, mengukur keberhasilan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumunan dengan lafal dan intonasi yang tepat. Metode yang digunakan dalam pembelajaran dengan materi membaca nyaring suatu pengumuman yaitu shared reading. Dimana dalam strategi shared reading dimulai dengan guru memberikan contoh cara membaca suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat, sementara siswa mendengarkan dengan seksama dengan tujuan siswa dapat mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat suatu pengumuman seperti yang dicontohkan oleh guru. Membaca suatu pengumuman membutuhkan pemilihan intonasi dan lafal yang tepat karena ketepatan pemilihan intonasi dan lafal mempengaruhi pendengar untuk menerima dan menerjemahkan maksud dari pengumuman yang disampaikan. Penilaian yang terdapat pada strategi shared reading dalam membaca suatu pengumuman dapat berupa penilaian sikap siswa pada saat membacakan pengumuman yang telah disediakan guru, penilaian juga dapat berupa penilaian pengetahuan dimana pengetahuan disini meliputi sejauh mana pengetahuan siswa mengenai tanda baca, intonasi, dan jeda yang ada pada teks pengumuman tersebut.
Kata kunci: ketepatan lafal, intonasi, dan shared reading.

I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh keaktifan siswa dan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar juga dibutuhkan strategi yang sesuai untuk menyampaiakan materi yang akan dipelajari, selainitu strategi yng digunakan juga harus bervariasi dan inovatif karena jika strategi yang digunakan hanya satu maka siswa aka bosan dan bahkan penyampaian materitidak akan tersampaikan utuh karena strategi yang dipakai tidak sesuai. Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran bahasa Indonesia sangat beragam oleh karena itu guru diharapkan mampu memilih strategi yang sesuai dengan tujuan yang ngin dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat ketrampilan yang meliputi ketrampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ketrampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain, seperti dalam ketrampilan membaca maka berkaitan  dengan ketrampilan berbicara dan mendengarkan. Keterkaitan antara membaca dengan menulis merupakan ketrampilan yang saling melengakapi, karena tidak ada yang  perlu ditulis jika tidak ada yang membaca dan tidak tidak ada yang dibaca jika tidak ada tulisan. Mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak maupun dalam membaca dibutuhkan intonasi dan lafal yang tepat agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pendengar, dalam hal ini mendengar bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
Hubungan antara ketrampilan berbicara dan menulis yang merupakan keterampilan ekspresif atau produktif. Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis dibutuhkan simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis. Dari keterkaitan antara satu ketrampilan dengan ketrampilan yang lain maka dibutuhkan kesesuaian penggunaan simbol dan pemilihan kata yang tepat dalam menulis agar pembaca dapat dengan mudah membaca menggunakan intonasi yang tepat agar pendengar menerima informasi dengan benar.
Membaca dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibaca. Membaca dalam hati biasanya dilakukan dalam kegiatan membaca teliti, membaca pemahaman, membaca ide, membaca kritis,  membaca sekilas dan membaca cepat. Sedangkan menurut Farida (2005:membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis Ketepatan lafal dan intonasi dalam membaca mempengaruhi pendengar dalam menerima maksud dari bacaan yang dibaca. Seperti dalam membaca suatu pengumuman jika lafal dan intonasi digunakan dengan tepat maka pendengar dengan mudah menerima maksud dan tujuan dari pengumuman yang dibaca.
Strategi yang dapat digunakan dalam membaca nyaring suatu pengumuman salah satunya dengan menggunakan strategi shared reading. Dimana dalam strategi shared reading dimulai dengan guru memberikan contoh cara membaca suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat, sementara siswa mendengarkan dengan seksama dengan tujuan siswa dapat mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat suatu pengumuman seperti yang dicontohkan oleh guru. Membaca suatu pengumuman membutuhkan pemilihan intonasi dan lafal yang tepat karena ketepatan pemilihan intonasi dan lafal mempengaruhi pendengar untuk menerima dan menerjemahkan maksud dari pengumuman yang disampaikan.
Penilaian yang terdapat pada strategi shared reading dalam membaca suatu pengumuman dapat berupa penilaian sikap siswa pada saat membacakan pengumuman yang telah disediakan guru, penilaian juga dapat berupa penilaian pengetahuan dimana pengetahuan disini meliputi sejauh mana pengetahuan siswa mengenai tanda baca, intonasi, dan jeda yang ada pada teks pengumuman tersebut. Penilaian lain yang ada dalam strategi shared reading yaitu penilaian ketrampilan pada penilaian ini dapat dilihat ketika siswa mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dan ekspresi siswa dalam membaca, selain itu ketepatan siswa dalam penekanan suatu kata atau kalimat penting yang terdapat pada teks pengumuman tersebut juga masuk dalam penilaian ketrampilan.
Penilaian penilaian yang ada pada strategi shared reading dapat membantu guru dalam mengambil keputusan untuk menindak lanjuti kegiatan selanjutnya dalam proses belajar mengajar pada materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Jika masih ada siswa yang belum bisa menggunakan lafal dan intonasi yang tepat pada saat membaca pengumuman maka guru dapat memberikan penjelasan mengenai lafal dan intonasi yang tepat  dalam  membaca nyaring suatu pengumuman agar maksud dan tujuan dari pengumuman tersebut dapat tersampaikan pada pendengar. Jika siswa sudah dapat menggunakan lafal dan intonasi yang tepat dalam membaca nyaring suatu pengumuman maka guru dapat melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan materi baru.


B.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pada makalah ini dirumuskan berbagai masalah sebagai berikut :
1.       Bagaimana penerapan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat?
2.       Bagaimana mengembangkan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan strategi shared reading?
3.       Bagaimana variasi penilaian dalam penggunaan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat?
C.    Tujuan
Berdasarkan  perumusan  masalah  di  atas  dapat  disampaikan  tujuan  sebagai berikut :
1.     Mendeskripsikan penerapan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat.
2.     Memaparkan pengembangan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan strategi shared reading.
3.     Mengukur keberhasilan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumunan dengan lafal dan intonasi yang tepat.
D.    Manfaat
Berdasarkan  perumusan  masalah dan tujuan penulisan di  atas  dapat  disampaikan manfaat penulisan  sebagai berikut :
1.     Dengan melakukan deskripsi mengenai penerapan strategi shared reading dalam membaca nyaring diharapkan siswa tahu bagaimana langkah-langkah dalam penggunaan strategi tersebut.
2.     Dengan memaparkan pengembangan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan strategi shared reading diharapkan siswa mampu menggunakan strategi ini untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.
3.     Dengan mengukur keberhasilan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumunan dengan lafal dan intonasi yang tepat diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran guru.

A.      Landasan Teori
1.     Keterampilan membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca ­­­­­­­­untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis yang melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Kemudian menurut Tarigan (1979:12-13) sebagai garis besarnya, terdapat 2 aspek penting dalam membaca yaitu, keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman.
a.        Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:
1)  Pengenalan bentuk huruf.
2)  Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, dan kalimat).
3)  Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
4)  Kecepatan membaca taraf lambat.
b.       Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:
1)   Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, dan retorikal).
2)   Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengaran, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca).
3)   Evaluasi atau penilaian (isi dan penutup)
4)   Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi, membaca nyaring dan membaca dalam hati (Farida, 2005: 121-124).
a.    Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya  dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis. Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan diantaranya: menggunakan ucapan yang tepat, menggunakan frase yang tepat, menggunakan intonasi suara yang wajar, dalam posisi sikap yang baik, menguasai tanda-tanda baca, membaca dengan terang dan jelas, membaca dengan penuh perasaan satu ekspresif, membaca dengan tidak terbata-bata, mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya, kecepatan berganting pada baha bacaan yang dibacanya, membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
b.   Membaca dalam hati
                   Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Terdapat lima macam model membaca yang dapat dilakukan (Tomkins & Hoskisson, 1995; Thomkins, 2010), yakni:
1)      Membaca nyaring (Reading aloud)
2)      Membaca bersama (Shared reading)
3)      Membaca berpasangan (Buddy reading)
4)      Membaca terbimbing ( Guided reading)
5)      Membaca bebas (Independent reading)
Terdapat beberapa tujuan membaca seperti yang di kemukakan oleh para ahli. Tarigan (2008) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
a.    Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta  (reading for details or facts).
b.   Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c.    Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).
d.   Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e.    Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to slassify).
f.    Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
g.   Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
2.     Strategi shared reading
Pembacaan bersama merupakan penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dari shared reading yang merupakan istilah dalam Bahasa Inggris. Istilah shared reading terbentuk dari dua kata shared dan reading. Menurut Kamus Inggris-Indonesia (Echols & Shadily, 2006:467) kata reading merupakan bentuk kata benda dari read yang memiliki arti membaca dan bacaan. Kata shared merupakan bentuk kata keterangan-pasif dari kata share (2006:518) yang artinya bersama-sama. Jadi, berdasar sumber di atas, istilah shared reading bisa dimaknai sebagai berbagi bacaan atau bersama-sama membaca atau pembacaan bersama.
Banyak manfaat bisa dipetik dari aktivitas pembacaan bersama yang dilakukan oleh guru dengan muridnya seperti halnya pembacaan buku  bersama antara seorang anak dengan orangtuanya. Seperti tercantum dalam beragam literatur, pembacaan buku yang dilakukan anak dengan orangtua akan mendatangkan manfaat besar bagi perkembangan anak seperti melatih anak mengambil peran dalam suatu pembicaraan (Berndt, 1992:91), membina hubungan emosional dan meningkatkan perkembangan kognitif anak (Papalia dkk; 2001:265).
Kemampuan membaca dan nantinya kemampuan menulis membutuhkan kedua domain literasi secara bersamaan. Bila seseorang diharapkan membaca suatu kalimat bahasa asing yang tidak dipahami baik komponen semantik, sintaktik maupun fonologinya maka ia akan mengalami kesulitan, ibarat seorang anak kecil yang baru mulai membaca. Coney (dalam Whitehurst dan Lonigan, 2001:13) memberikan sebuah contoh kalimat yang mungkin cukup rumit dibaca bagi pembaca pemula seperti anak-anak sebagai berikut: “She sent off to the very best seed house for five bushells of lupine seed”.

B.      Penelitian yang Relevan
Sidiki, Ratna (2008),  dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Melalui Pengembangan Media Pias Huruf di Kelas 1 SD Inpres Huluduotamo” menyatakan bahwa siswa kelas I SD Bukit Huluduotamo dalam membaca nyaring kalimat sederhana melalui media penggunaan pias huruf mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 75% dan siklus 2 adalah 79,57%.
Lestariningsih (2009), dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Karangduren 3 Tengaran Semarang” menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan membaca nyaring siswa yang diikuti perubahan perilaku siswa ke arah positif setelah diterapkan pembelajaran keterampilan membaca nyaring dengan teknik balainang melalui media buku bergambar. Perubahan perilaku siswa mengakibatkan peningkatan keterampilan membaca nyaring siswa sebesar 14,3%.
Suhardi (2009), dengan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Teks Berita dengan Menggunakan Teknik Penubian – PPI pada Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Sumber Rembang Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2008/2009” menyatakan pada Siklus Pertama penelitiannnya menunjukkan peningkatan aspek pengucapan sebesar 39,53% (17 siswa), aspek penjedaan 41 ,86% (18 siswa), dan aspek intonasi 53,49% (23 siswa). Peningkatan seluruh aspek terjadi pada 9 siswa (20,93%). Pada Siklus Kedua, peneliti mengoptimalkan perlakuan dengan mengidentifikasi kata-kata serapan yang sering disalah ucapkan siswa, dan mengidentifikasi frasa dan klausa yang sering dibaca dengan jeda yang salah. Hasil identifikasi dilatihkan secara bertubi tubi. Sedangkan pada aspek intonasi, siswa berlatih dengan meniru model yang berupa pembaca berita radio atau televisi yang mereka kagumi. Hasilnya, pada aspek pengucapan meningkat hingga 79,07% (34 siswa), aspek penjedaan meningkat hingga 83,72% (36 siswa), dan aspek intonasi meningkat hingga 79,07% (34 siswa). Peningkatan seluruh aspek terjadi pada 34 siswa (79,07%). Peningkatan ini melampaui batas minimal persentase ketuntasan yaitu 75%.

Hartandi, Yudi (2011), dengan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match pada Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Membaca Nyaring Bermakna Teks Fungsional dan Esei Pendek Sederhana Berbentuk Procedure di Kelas IX A SM” menyatakan bahwa kebermaknaan penggunaan model pembelajaran cooperatif learning dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris. Penggunaan model cooperatve learning tipe make a match pada pembelajaran Bahasa Inggris, hasil belajar siswa tentang kompetensi dasar membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk procedure meningkat cukup signifikan dengan nilai rata-rata kelas dari 64,43 menjadi 81,00 dengan kriteria ketuntasan minimal 62,99. 

Sefrida (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Dengan Intonasi Yang Tepat Melalui Metode Latihan Pada Anak Kesulitan Belajar” menyatakan bahwa adanya peningkatan kemampuan membaca nyaring teks pengumuman dengan intonasi yang tepat bagi anak berkesulitan belajar dengan menggunakan metode latihan yang dilakukan dengan 2 sesi yakni kondisi baseline dan intervensi.
Sihombing, Senti (2012), dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Menggunakan Media Kartu Kalimat Siswa Kelas III SDN Tampirkulon I Magelang” menyatakan bahwa melalui penggunaan media kartu kalimat dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring siswa kelas III SD Negeri Tampirkulon I Magelang. Pada kegiatan pra siklus 59,38 setelah tindakan siklus I meningkat menjadi 71,88 peningkatan sebesar 12,5%  pada siklus II peningkatan sebesar 20,93% dari pra siklus 59,38 meningkat menjadi 80,31 (100% siswa tuntas belajar).
 Sudarini (2012), dengan penelitiannya yang berjudulPeningkatan Hasil Belajar Membaca Nyaring Dengan Media Audio Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III” Menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan media audio membaca nyaring berpengaruh besar terhadap tingginya hasil belajar siswa.
Feronika Manseh, Loula, dkk. (2013), dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas X Sma Negeri 7 Manado Melalui Strategi Simulasi Berpasangan” menyatakan bahwa strategi simulasi berpasangan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 7 MANADO dalam membaca nyaring.
Syifak, M. (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Margorejo III/405 Surabaya” menyatakan bahwa penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca nyaring mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat pada siklus I dan II dalam penelitian. Pada siklus I nilai rata – rata 72.4% dan persentase ketuntasan kelas 60%. Pada siklus 2 nilai rata–rata 81.81% dan persentase ketuntasan 82.5%.
Vardhiyan, Fajar (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Alat Peraga Kartu Kata pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangsari Tahun Pembelajaran 2011/2012” menyatakan keterampilan siswa dalam membaca nyaring mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga kartu kata, selain itu siswa lebih bersemangat, lebih responsif, lebih aktif, dan menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran membaca nyaring.

PEMBAHASAN
A.      Penerapan Strategi Shared Reading dalam Membaca Nyaring Suatu Pengumuman dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat
Langkah-langkah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan model pembelajaran shared reading adalah sebagai berikut:
a.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan memperhatikan indikator dan tujuan dari pembelajaran tersebut.
b.     Menyajikan  materi membaca sebagai pengantar, dalam penyampaian materi membaca nyaring meliputi teknik teknik, lafal, ejaan, jeda, intonasi dan tanda baca  yang digunakan untuk  membaca suatu pegumuman. Materi tersebut harus disampaikan sebelum siswa mempraktikannya agar peserta didik paham dengan tujuan dan maksud yang ingin dicapai dalam pembelajaran membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat.
c.      Guru memperlihatkan contoh-contoh pengumuman.
d.     Guru memberi contoh cara membaca pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat. Ketika guru membaca, siswa diminta untuk menyimak guru dalam membaca sambil melihat bacaan yang ada pada teks pengumuman yang telah diberikan oleh guru.
e.      Setelah guru selesai membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, guru meminta siswa untuk maju kedepan kelas membaca teks pengumuman yang telah diberikan sebelumnya. Pada kegiatan ini, siswa maju kedepan kelas secara bergiliran.
f.      Saat siswa maju kedepan kelas, guru menilai kemampuan siswa dalam membaca nyaring teks pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dilihat dari teknik dalam membaca, lafal, ejaan, jeda, intonasi dan tanda baca, sedangkan siswa yang lain diminta untuk memperhatikan temannya yang berada didepan.
g.     Jika terdapat kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat maka guru membenarkan kesalahan yang telah dilakukan oleh siswa agar tidak di ulangi lagi oleh siswa lainnya.
Melalui pendeskripsian langkah-langkah dalam penggunaan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran membaca nyaring suatu pengumuman membutuhkan suatu langkah-langkah yang strategis agar mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam mempraktekkannya secara langsung. Melalui langkah-langkah yang ada siswa dapat belajar secara lebih maksimal. Selain itu karena dalam strategi pembelajaran ini menuntut siswa agar dapat mempraktekkan kemampuan yang diperoleh saat pembelajaran dengan mempraktekkan membaca pengumuman secara langsung didepan kelas, guru dapat menilai seberapa jauh kemampuan masing-masing siswa dalam menguasai materi tersebut. Siswa dapat mengetahui secara langsung letak kesalahan atau kekurangan mereka dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Disisi lain strategi shared reading ini dapat melatih siswa menjadi lebih aktif, kritis, dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Kelebihan Strategi Shared Reading dalam Membaca Nyaring Suatu Pengumuman dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat:
1.       Dalam strategi ini guru memberikan contoh cara membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat sehingga siswa dapat mengamati bagaimana cara membaca yang benar baik dari segi teknik, ejaan, pelafalan, intonasi, jeda, tanda baca, penekanan suatu kata yang penting, dan penggunaan ekspresi.
2.       Meningkatkan keaktifan, melatih kekritisan siswa dalam memahami suatu bacaan, dan melatih rasa percaya diri siswa karena disini siswa dituntut untuk praktek langsung di depan kelas.
3.       Siswa dapat mengetahui dimana letak kesalahan mereka dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat karena ketika siswa maju kedepan kelas guru juga menilai dan membenarkan.
4.       Membantu siswa mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki karena mereka dapat memperhatikan teman mereka yang maju di depan kelas, sehingga mereka tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh temannya.
5.       Membantu guru untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan perindividu siswa dalam menguasai materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, karena siswa mempraktekkan secara bergiliran.
Kekurangan Strategi Shared Reading dalam Membaca Nyaring Suatu Pengumuman dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat:
1.       Memakan waktu yang lama karena siswa maju bergiliran satu-persatu.
2.       Apabila guru tidak mempu menguasai kondisi, bagi siswa yang tidak maju ke depan kelas terkadang tidak terkondisi, ramai sendiri, dan tidak mau memperhatikan temannya yang maju ke depan kelas.
3.       Menimbulkan kejenuhan bagi siswa yang tidak maju ke depan kelas terutama jika sudah tinggal beberapa siswa lagi yang maju.
4.       Bagi siswa yang memiliki sifat pemalu akan susah untuk dibujuk untuk maju ke depan kelas apabila guru tidak mampu membujuk dan mensiasatinya.

B.    Pengembangan Materi Ajar Membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat
Kompetensi Dasar Membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat pada pembelajaran bahasa indonesia dengan metode shared reading, penulis membuat media pembelajaran berupa Pamflet dengan tema Kebersihan. Metode shared reading yang digunkan pada materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat membantu guru dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk aktif dan berfikir kritis pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu dalam metode shared siswa dituntut untuk mempraktikannya langsung setelah memperhatikan guru dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat. Dalam metode shared reading guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Dalam memfasilitasi siswa guru menyediakan contoh pengumuman yang diambil dari pengumuman yang diambil dari buku dan pengumuman yang adalingkungan  sekitar sekolah. dilanjtkan dengan guru memberikan contoh membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonesi dab lafal yang tepat.
Dalam media pembelajaran MENYAPU (Membaca Nyaring Pengumuman) kami menggunakan beberapa contoh pengumuman yang ada disekitar lingkungan sekolah dan dari majalah yang berisi pengumuman untuk anak. Pembelajaran Bahasa Inonesia dengan Standar Kompetensi Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat untuk siswa kelas 4 Sekolah Dasar Pengumuman yang guru sediakan harus disesuaikan dengan usia anak pada kelas 4 Sekolah Dasar.pengumuman dapat berisi pemberitahuan untuk membersihkan lingkungan sekolah dan pemberitahuan mengenai lomba yang akan dilaksanakan pada waktu dekat.
Media yang kami gunakan dalam penyampaian pembelajaran bahasa indonesia dengan kompetensi dasar Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat berupa pengumuman yang diambil dari buku dan pengumuman yang ada di lingkungan  sekitar sekolah sebagai berikut:



 
 














C.    Variasi Penilaian Membaca Nyaring Suatu Pengumuman dengan Metode Shared Reading
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Variasi penilaian digunakan sebagai evaluasi hasil pembelajaran siswa dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Selain itu digunakan untuk  melihat  tingkat perkambangan  kemampuan  siswa  dalam menguasai materi pembelajaran membaca nyaring suatu pengumuman melalui penggunaan strategi shared reading Penilaian yang sesuai untuk pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat yaitu penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan..  Evaluasi  hasil  pembelajaran  membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat mengacu  pada  indikator  pencapaian  hasil  belajar  siswa, dimana siswa dapat mempraktikan membaca nyarig suatu pengumuman yang telah disediakan oleh guru.
Evaluasi hasil pembelajaran dalam membaca nyaring suatu pengumuman meliputi:
1.   Apakah  siswa mampu menggunakan lafal, intonasi, jeda, penggunaan tanda baca dan penekanan pada kata yang penting pada saat mempraktikan di depan kelas?
2.   Apakah siswa menguasai teknik membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru?
3.   Apakah siswa mampu menyampaikan maksud dan tujuan yang ada pada pengumuman dengan menggunakan ekspresi dalam membaca pengumuman?
Variasi penilaian yang di gunakan untuk Kompetensi Dasar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat  adalah sebagai berikut:
1.     Siswa dapat melafalkan secara benar setiap  kata yang terdapat pada teks pengumuman.
2.     Siswa dapat menentukan intonasi yang sesuai dengan kalimat yang dibaca.
3.     Siswa mampu membedakan bagaimana cara membaca yang benar sesuai dengan tanda baca yang ada pada teks pengumuman.
4.     Siswa dapat menentukan jeda dalam membaca pengumuman dengan memperhatikan tanda baca.
5.     Penekanan kata yang penting dalam mengungkapkan isi pengumuman yang telah disediakan oleh guru.
6.     Ekspresi untuk menyampaikan isi pengumuman yang dibacakan agar maksud dan tujuan dari pengumuman tersebut dapat tersampaikan pada pendengar.

Format Penilaian Sikap
No
Sikap
Belum Terlihat
Mulai Terlihat
Mulai Berkembang
Membudaya
keterangan
1.      
Teliti





2.      
Bertanggung jawab





3.      
Kerjasama





4.      
Rasa ingin tahu





5.      
Percaya diri






Penilaian Pengetahuan
Kriteria
Keterangan
Sudah
Belum
Menjawab pertanyaan yang diberikan tentang materi yang disampaikan



Berpikir kritis dan aktif mengenai materi yang di ajarkan



Penilaian Ketrampilan
Kriteria
Keterangan
Sudah
Belum
Kemampuan  menggunakan lafal dan intonasi yang tepat


Kemampuan mengungkapkan ekspresi yang sesuai


Kemampuan membedakan tanda baca dan jeda



PENUTUP
A.      Kesimpulan
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh keaktifan siswa dan kemampuan guru dalam mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan strategi yang sesuai untuk menyampaiakan materi yang akan dipelajari, selain itu strategi yang digunakan harus bervariasi dan inovatif. Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran bahasa Indonesia sangat beragam oleh karena itu guru diharapkan mampu memilih strategi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Menurut Farida (2005) membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis. Ketepatan lafal dan intonasi dalam membaca mempengaruhi pendengar dalam menerima maksud dari bacaan yang dibaca. Strategi yang dapat digunakan dalam membaca nyaring suatu pengumuman salah satunya dengan menggunakan strategi shared reading. Strategi shared reading dimulai dengan guru memberikan contoh cara membaca suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat, sementara siswa mendengarkan. Agar nantinya siswa dapat mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan benar sesuai dengan yang dicontohkan. Media pembelajaran MENYAPU (Membaca Nyaring Pengumuman) yang digunakan berupa pengumuman yang ada disekitar lingkungan sekolah dan majalah yang berisi pengumuman untuk anak.
Penilaian yang digunakan pada strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman berupa penilaian sikap, penilaian pengetahuan yang meliputi pengetahuan mengenai tanda baca, intonasi, dan jeda. Kemudian penilaian ketrampilan, siswa mempraktikan membaca menggunakan lafal, intonasi, penekanan kata, dan ekspresi yang tepat dalam membaca.


DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Hendri Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Berndt, T. J. 1992. Child Development. Orlando: Holt, Rinehart & Winston, Inc.
Tomkins, G.E., & Huskisson, K. 1995. Language Arts: Conten and Teaching Strategies. Boston: Allyn Bacon.Q       
Puspita, linda. 2000. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Thesis. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Papalia, D. E., Olds, S. W., dan Feldman, R.D. 2001. Human Development; Eigth Edition. New York: The Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sidiki, Ratna. 2008. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Melalui Pengembangan Media Pias Huruf di Kelas 1 SD Inpres Huluduotamo”. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 5: 301-305.

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yarmi, Gusti. 2008. “Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD”. Jurnal Pendidikan Penabur. 11: 12.
Lestariningsih. 2009. Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Karangduren 3 Tengaran Semarang”. Under Graduates thesis. 
Suhardi. 2009. “Peningkatan keterampilan membaca nyaring teks berita dengan menggunakan teknik penubian - PPI pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri1 Sumber Rembang Provinsi Jawa Tengah tahun pelajaran 2008/2009”. Database Jurnal Ilmiah Indonesia, 1 (1): 183-206.
Tomkins, G.E. 2010. Literacy for the 21st Century, A Balanced Approach. Boston: Allyn Bacon.

Hartandi, Yudi. 2011. “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match pada Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Membaca Nyaring Bermakna Teks Fungsional dan Esei Pendek Sederhana Berbentuk Procedure di Kelas IX A SM”.  Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan, 2 (2).

Muryati, Sri & Kusumaningsih, Dewi. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Sukoharjo : Univet Bantara Press.
Sefrida. 2012. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring dengan Intonasi yang Tepat Melalui Metode Latihan pada Anak Kesulitan Belajar”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1 (1) : 121.
Sihombing, Senti. 2012. “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Menggunakan Media Kartu Kalimat Siswa Kelas III SDN Tampirkulon I Magelang”. e Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, 1 (1).
Sudarini. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Membaca Nyaring Dengan Media Audio Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III”.
Feronika Manseh, Loula, dkk. (2013), dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas X Sma Negeri 7 Manado Melalui Strategi Simulasi Berpasangan”. Jurnal Fakultas Bahasa dan Seni-Kompetensi, 1 (1).
Syifak, M. 2013. “Penggunaan Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Margorejo III/405 Surabaya” . Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1 (1) : 1





Tidak ada komentar:

Posting Komentar