MENYAPU (MEMBACA NYARING SUATU PENGUMUMAN)
DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT DENGAN STRATEGI SHARED READING
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:
YOSI ANTYANINGRUM (A510120177/IVD)
DEDY SURYO TRI M (A510120193/IVD)
FITRIA RAHMAWATI (A510120200/IVD)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
Membaca nyaring suatu
pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan strategi shared reading. Rumusan masalah yang
diuraikan pada makalah ini adalah bagaimana penerapan strategi shared reading dalam membaca nyaring
suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, bagaimana mengembangkan
materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang
tepat menggunakan strategi shared reading,
bagaimana variasi penilaian dalam penggunaan strategi shared reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal
dan intonasi yang tepat, Adapun tujuan dari rumusan masalah ini adalah
Mendeskripsikan penerapan strategi shared
reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi
yang tepat, memaparkan pengembangan materi ajar membaca nyaring suatu
pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat menggunakan strategi shared reading, mengukur keberhasilan
strategi shared reading dalam membaca
nyaring suatu pengumunan dengan lafal dan intonasi yang tepat. Metode yang digunakan
dalam pembelajaran dengan materi membaca nyaring suatu pengumuman yaitu shared reading. Dimana dalam strategi shared reading dimulai dengan guru
memberikan contoh cara membaca suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang
tepat, sementara siswa mendengarkan dengan seksama dengan tujuan siswa dapat
mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
suatu pengumuman seperti yang dicontohkan oleh guru. Membaca suatu pengumuman
membutuhkan pemilihan intonasi dan lafal yang tepat karena ketepatan pemilihan
intonasi dan lafal mempengaruhi pendengar untuk menerima dan menerjemahkan
maksud dari pengumuman yang disampaikan. Penilaian yang terdapat pada strategi shared reading dalam membaca suatu
pengumuman dapat berupa penilaian sikap siswa pada saat membacakan pengumuman
yang telah disediakan guru, penilaian juga dapat berupa penilaian pengetahuan
dimana pengetahuan disini meliputi sejauh mana pengetahuan siswa mengenai tanda
baca, intonasi, dan jeda yang ada pada teks pengumuman tersebut.
Kata kunci:
ketepatan lafal, intonasi, dan shared
reading.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan
suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh keaktifan siswa dan kemampuan
guru dalam mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar juga dibutuhkan
strategi yang sesuai untuk menyampaiakan materi yang akan dipelajari, selainitu
strategi yng digunakan juga harus bervariasi dan inovatif karena jika strategi
yang digunakan hanya satu maka siswa aka bosan dan bahkan penyampaian
materitidak akan tersampaikan utuh karena strategi yang dipakai tidak sesuai.
Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran bahasa Indonesia sangat beragam
oleh karena itu guru diharapkan mampu memilih strategi yang sesuai dengan
tujuan yang ngin dicapai dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
terdapat empat ketrampilan yang meliputi ketrampilan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat ketrampilan tersebut saling berkaitan satu sama
lain, seperti dalam ketrampilan membaca maka berkaitan dengan ketrampilan berbicara dan mendengarkan.
Keterkaitan antara membaca dengan menulis merupakan ketrampilan yang saling
melengakapi, karena tidak ada yang perlu
ditulis jika tidak ada yang membaca dan tidak tidak ada yang dibaca jika tidak
ada tulisan. Mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan reseptif. Keduanya
memungkinkan seseorang menerima informasi dari orang lain. Baik dalam menyimak
maupun dalam membaca dibutuhkan intonasi dan lafal yang tepat agar informasi
yang disampaikan dapat diterima oleh pendengar, dalam hal ini mendengar
bersifat lisan sedangkan membaca bersifat tertulis.
Hubungan antara ketrampilan
berbicara dan menulis yang merupakan keterampilan ekspresif atau produktif.
Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Dalam berbicara dan menulis
dibutuhkan simbol lisan dalam berbicara dan simbol tertulis dalam menulis. Dari
keterkaitan antara satu ketrampilan dengan ketrampilan yang lain maka
dibutuhkan kesesuaian penggunaan simbol dan pemilihan kata yang tepat dalam
menulis agar pembaca dapat dengan mudah membaca menggunakan intonasi yang tepat
agar pendengar menerima informasi dengan benar.
Membaca dapat dibedakan menjadi dua
yaitu membaca dalam hati dan membaca nyaring. Membaca dalam hati merupakan
kegiatan membaca tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibaca. Membaca dalam hati
biasanya dilakukan dalam kegiatan membaca teliti, membaca pemahaman, membaca
ide, membaca kritis, membaca sekilas dan
membaca cepat. Sedangkan menurut Farida (2005:membaca nyaring merupakan
kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan
intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang
disampaikan oleh penulis Ketepatan lafal dan intonasi dalam membaca
mempengaruhi pendengar dalam menerima maksud dari bacaan yang dibaca. Seperti
dalam membaca suatu pengumuman jika lafal dan intonasi digunakan dengan tepat
maka pendengar dengan mudah menerima maksud dan tujuan dari pengumuman yang
dibaca.
Strategi yang dapat digunakan dalam
membaca nyaring suatu pengumuman salah satunya dengan menggunakan strategi shared reading. Dimana dalam strategi shared reading dimulai dengan guru
memberikan contoh cara membaca suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang
tepat, sementara siswa mendengarkan dengan seksama dengan tujuan siswa dapat
mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
suatu pengumuman seperti yang dicontohkan oleh guru. Membaca suatu pengumuman
membutuhkan pemilihan intonasi dan lafal yang tepat karena ketepatan pemilihan
intonasi dan lafal mempengaruhi pendengar untuk menerima dan menerjemahkan
maksud dari pengumuman yang disampaikan.
Penilaian yang terdapat pada
strategi shared reading dalam membaca
suatu pengumuman dapat berupa penilaian sikap siswa pada saat membacakan
pengumuman yang telah disediakan guru, penilaian juga dapat berupa penilaian
pengetahuan dimana pengetahuan disini meliputi sejauh mana pengetahuan siswa
mengenai tanda baca, intonasi, dan jeda yang ada pada teks pengumuman tersebut.
Penilaian lain yang ada dalam strategi shared
reading yaitu penilaian ketrampilan pada penilaian ini dapat dilihat ketika
siswa mempraktikan membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang
tepat dan ekspresi siswa dalam membaca, selain itu ketepatan siswa dalam
penekanan suatu kata atau kalimat penting yang terdapat pada teks pengumuman
tersebut juga masuk dalam penilaian ketrampilan.
Penilaian penilaian yang ada pada
strategi shared reading dapat membantu guru dalam mengambil keputusan untuk
menindak lanjuti kegiatan selanjutnya dalam proses belajar mengajar pada materi
membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Jika masih
ada siswa yang belum bisa menggunakan lafal dan intonasi yang tepat pada saat
membaca pengumuman maka guru dapat memberikan penjelasan mengenai lafal dan
intonasi yang tepat dalam membaca nyaring suatu pengumuman agar maksud
dan tujuan dari pengumuman tersebut dapat tersampaikan pada pendengar. Jika
siswa sudah dapat menggunakan lafal dan intonasi yang tepat dalam membaca
nyaring suatu pengumuman maka guru dapat melanjutkan kegiatan belajar mengajar
dengan materi baru.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pada makalah ini dirumuskan
berbagai masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
penerapan strategi shared reading dalam
membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat?
2. Bagaimana
mengembangkan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan
intonasi yang tepat menggunakan strategi shared
reading?
3. Bagaimana
variasi penilaian dalam penggunaan strategi shared
reading dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi
yang tepat?
C.
Tujuan
Berdasarkan perumusan
masalah di atas
dapat disampaikan tujuan
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan
penerapan strategi shared reading dalam
membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat.
2. Memaparkan
pengembangan materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan
intonasi yang tepat menggunakan strategi shared
reading.
3. Mengukur
keberhasilan strategi shared reading
dalam membaca nyaring suatu pengumunan dengan lafal dan intonasi yang tepat.
D.
Manfaat
Berdasarkan perumusan
masalah dan tujuan penulisan di
atas dapat disampaikan manfaat penulisan sebagai berikut :
1. Dengan melakukan deskripsi
mengenai penerapan strategi shared
reading dalam membaca nyaring diharapkan siswa tahu bagaimana
langkah-langkah dalam penggunaan strategi tersebut.
2. Dengan memaparkan pengembangan
materi ajar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang
tepat menggunakan strategi shared reading diharapkan siswa mampu
menggunakan strategi ini untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam membaca
nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.
3. Dengan mengukur keberhasilan
strategi shared
reading dalam membaca nyaring suatu pengumunan dengan lafal dan intonasi
yang tepat diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindak
lanjut dalam kegiatan pembelajaran guru.
A.
Landasan Teori
1. Keterampilan membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
yang melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Kemudian
menurut Tarigan (1979:12-13) sebagai garis besarnya, terdapat 2 aspek penting
dalam membaca yaitu, keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang
bersifat pemahaman.
a.
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang
lebih rendah (lower order). Aspek ini
mencakup:
1) Pengenalan bentuk huruf.
2) Pengenalan unsur-unsur
linguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, dan kalimat).
3) Pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan
tertulis).
4) Kecepatan membaca taraf
lambat.
b. Keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skills) yang
dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:
1) Memahami pengertian
sederhana (leksikal, gramatikal, dan retorikal).
2) Memahami signifikasi atau
makna (maksud dan tujuan pengaran, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi
pembaca).
3) Evaluasi atau penilaian (isi
dan penutup)
4) Kecepatan membaca yang
fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Ditinjau dari segi terdengar
atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan
menjadi, membaca nyaring dan membaca dalam hati (Farida, 2005: 121-124).
a. Membaca nyaring
Membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar
pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan
diantaranya: menggunakan ucapan yang tepat, menggunakan frase yang tepat,
menggunakan intonasi suara yang wajar, dalam posisi sikap yang baik, menguasai
tanda-tanda baca, membaca dengan terang dan jelas, membaca dengan penuh
perasaan satu ekspresif, membaca dengan tidak terbata-bata, mengerti serta
memahami bahan bacaan yang dibacanya, kecepatan berganting pada baha bacaan
yang dibacanya, membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
b.
Membaca dalam hati
Membaca
dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi
bacaan yang dibacanya. Terdapat lima macam model membaca yang dapat dilakukan (Tomkins
& Hoskisson, 1995; Thomkins, 2010), yakni:
1) Membaca nyaring (Reading
aloud)
2) Membaca bersama (Shared reading)
3) Membaca berpasangan (Buddy
reading)
4) Membaca terbimbing ( Guided
reading)
5) Membaca bebas (Independent
reading)
Terdapat
beberapa tujuan membaca seperti yang di kemukakan oleh para ahli. Tarigan
(2008) mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
a. Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
b.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c. Membaca untuk mengetahui
urutan atau susunan, organisasi cerita (reading
for sequence or organization).
d. Membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference).
e. Membaca untuk
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to slassify).
f. Membaca menilai, membaca
evaluasi (reading to evaluate).
g. Membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading
to compare or contrast).
2. Strategi shared reading
Pembacaan bersama merupakan penerjemahan ke dalam
Bahasa Indonesia dari shared reading yang merupakan istilah dalam Bahasa
Inggris. Istilah shared reading terbentuk dari dua kata shared dan
reading. Menurut Kamus Inggris-Indonesia (Echols & Shadily,
2006:467) kata reading merupakan bentuk kata benda dari read yang
memiliki arti membaca dan bacaan. Kata shared merupakan bentuk kata
keterangan-pasif dari kata share (2006:518) yang artinya bersama-sama.
Jadi, berdasar sumber di atas, istilah shared reading bisa dimaknai
sebagai berbagi bacaan atau bersama-sama membaca atau pembacaan bersama.
Banyak manfaat bisa dipetik dari aktivitas pembacaan
bersama yang dilakukan oleh guru dengan muridnya seperti halnya pembacaan
buku bersama antara seorang anak dengan
orangtuanya. Seperti tercantum dalam beragam literatur, pembacaan buku yang
dilakukan anak dengan orangtua akan mendatangkan manfaat besar bagi
perkembangan anak seperti melatih anak mengambil peran dalam suatu pembicaraan
(Berndt, 1992:91), membina hubungan emosional dan meningkatkan perkembangan
kognitif anak (Papalia dkk; 2001:265).
Kemampuan membaca dan nantinya kemampuan menulis
membutuhkan kedua domain literasi secara bersamaan. Bila seseorang diharapkan
membaca suatu kalimat bahasa asing yang tidak dipahami baik komponen semantik,
sintaktik maupun fonologinya maka ia akan mengalami kesulitan, ibarat seorang
anak kecil yang baru mulai membaca. Coney (dalam Whitehurst dan Lonigan,
2001:13) memberikan sebuah contoh kalimat yang mungkin cukup rumit dibaca bagi
pembaca pemula seperti anak-anak sebagai berikut: “She sent off to the very
best seed house for five bushells of lupine seed”.
B.
Penelitian yang Relevan
Sidiki, Ratna (2008), dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Melalui
Pengembangan Media Pias Huruf di Kelas 1 SD Inpres Huluduotamo” menyatakan
bahwa siswa kelas I SD Bukit Huluduotamo dalam membaca nyaring kalimat
sederhana melalui media penggunaan pias huruf mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari data hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 75% dan siklus
2 adalah 79,57%.
Lestariningsih (2009), dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa Kelas 1 SD
Negeri Karangduren 3 Tengaran Semarang” menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan membaca
nyaring siswa yang diikuti perubahan perilaku siswa ke arah positif setelah
diterapkan pembelajaran keterampilan membaca nyaring dengan teknik balainang
melalui media buku bergambar. Perubahan perilaku siswa mengakibatkan peningkatan
keterampilan membaca nyaring siswa sebesar 14,3%.
Suhardi
(2009), dengan penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca
Nyaring Teks Berita dengan Menggunakan Teknik Penubian – PPI pada Siswa Kelas
XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Sumber Rembang Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran
2008/2009” menyatakan pada Siklus Pertama penelitiannnya
menunjukkan peningkatan aspek pengucapan sebesar 39,53% (17 siswa), aspek
penjedaan 41 ,86% (18 siswa), dan aspek intonasi 53,49% (23 siswa). Peningkatan
seluruh aspek terjadi pada 9 siswa (20,93%). Pada Siklus Kedua, peneliti
mengoptimalkan perlakuan dengan mengidentifikasi kata-kata serapan yang sering
disalah ucapkan siswa, dan mengidentifikasi frasa dan klausa yang sering dibaca
dengan jeda yang salah. Hasil identifikasi dilatihkan secara bertubi tubi.
Sedangkan pada aspek intonasi, siswa berlatih dengan meniru model yang berupa
pembaca berita radio atau televisi yang mereka kagumi. Hasilnya, pada aspek
pengucapan meningkat hingga 79,07% (34 siswa), aspek penjedaan meningkat hingga
83,72% (36 siswa), dan aspek intonasi meningkat hingga 79,07% (34 siswa).
Peningkatan seluruh aspek terjadi pada 34 siswa (79,07%). Peningkatan ini
melampaui batas minimal persentase ketuntasan yaitu 75%.
Hartandi, Yudi (2011), dengan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match pada Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Membaca Nyaring Bermakna Teks Fungsional dan Esei Pendek Sederhana Berbentuk Procedure di Kelas IX A SM” menyatakan bahwa kebermaknaan penggunaan model pembelajaran cooperatif learning dapat digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris. Penggunaan model cooperatve learning tipe make a match pada pembelajaran Bahasa Inggris, hasil belajar siswa tentang kompetensi dasar membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk procedure meningkat cukup signifikan dengan nilai rata-rata kelas dari 64,43 menjadi 81,00 dengan kriteria ketuntasan minimal 62,99.
Sefrida
(2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Dengan Intonasi Yang Tepat Melalui
Metode Latihan Pada Anak Kesulitan Belajar”
menyatakan bahwa adanya peningkatan kemampuan membaca
nyaring teks pengumuman dengan intonasi yang tepat bagi anak berkesulitan
belajar dengan menggunakan metode latihan yang dilakukan dengan 2 sesi yakni
kondisi baseline dan intervensi.
Sudarini (2012), dengan penelitiannya yang
berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Membaca Nyaring Dengan Media Audio Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kelas III” Menyimpulkan bahwa
pembelajaran dengan media audio membaca nyaring berpengaruh besar terhadap
tingginya hasil belajar siswa.
Feronika Manseh, Loula, dkk.
(2013), dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring
Siswa Kelas X Sma Negeri 7 Manado Melalui Strategi Simulasi Berpasangan” menyatakan bahwa strategi simulasi
berpasangan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 7 MANADO
dalam membaca nyaring.
Syifak, M. (2013), dalam
penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Cerita Bergambar untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Margorejo III/405 Surabaya”
menyatakan bahwa penggunaan media cerita bergambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca nyaring mampu
meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat
pada siklus I dan II dalam penelitian. Pada siklus I nilai rata – rata 72.4%
dan persentase ketuntasan kelas 60%. Pada
siklus 2 nilai rata–rata 81.81% dan persentase ketuntasan 82.5%.
Vardhiyan, Fajar (2013), dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Alat Peraga Kartu Kata pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Karangsari Tahun Pembelajaran 2011/2012” menyatakan keterampilan siswa dalam membaca nyaring
mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga kartu
kata, selain itu siswa lebih bersemangat, lebih responsif, lebih aktif, dan
menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran membaca nyaring.
PEMBAHASAN
A.
Penerapan Strategi Shared Reading dalam Membaca Nyaring
Suatu Pengumuman dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat
Langkah-langkah pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi membaca pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
menggunakan model pembelajaran shared
reading adalah sebagai berikut:
a. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran Membaca nyaring
suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan memperhatikan
indikator dan tujuan dari pembelajaran tersebut.
b. Menyajikan materi membaca sebagai pengantar, dalam
penyampaian materi membaca nyaring meliputi teknik teknik, lafal, ejaan, jeda,
intonasi dan tanda baca yang digunakan
untuk membaca suatu pegumuman. Materi
tersebut harus disampaikan sebelum siswa mempraktikannya agar peserta didik
paham dengan tujuan dan maksud yang ingin dicapai dalam pembelajaran membaca
nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat.
c. Guru
memperlihatkan contoh-contoh pengumuman.
d. Guru
memberi contoh cara membaca pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat. Ketika guru membaca, siswa diminta
untuk menyimak guru dalam membaca sambil melihat bacaan yang ada pada teks
pengumuman yang telah diberikan oleh guru.
e. Setelah guru selesai membaca nyaring
suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat, guru meminta siswa untuk maju kedepan kelas
membaca teks pengumuman yang telah diberikan sebelumnya. Pada kegiatan
ini, siswa maju kedepan kelas
secara bergiliran.
f. Saat
siswa maju kedepan kelas, guru
menilai kemampuan siswa dalam membaca nyaring teks pengumuman dengan lafal dan
intonasi yang tepat dilihat dari teknik dalam membaca,
lafal, ejaan, jeda, intonasi dan tanda baca, sedangkan siswa yang lain diminta untuk memperhatikan
temannya yang berada didepan.
g. Jika terdapat kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan
intonasi yang tepat maka guru membenarkan kesalahan yang telah dilakukan oleh
siswa agar tidak di ulangi lagi oleh siswa lainnya.
Melalui pendeskripsian langkah-langkah dalam penggunaan
strategi shared reading dalam membaca
nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat dapat disimpulkan
bahwa dalam pembelajaran membaca nyaring suatu pengumuman membutuhkan suatu
langkah-langkah yang strategis agar mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam mempraktekkannya secara langsung.
Melalui langkah-langkah yang ada siswa dapat belajar secara lebih maksimal.
Selain itu karena dalam strategi pembelajaran ini menuntut siswa agar dapat
mempraktekkan kemampuan yang diperoleh saat pembelajaran dengan mempraktekkan
membaca pengumuman secara langsung didepan kelas, guru dapat menilai seberapa
jauh kemampuan masing-masing siswa dalam menguasai materi tersebut. Siswa dapat
mengetahui secara langsung letak kesalahan atau kekurangan mereka dalam membaca
nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Disisi lain
strategi shared reading ini dapat
melatih siswa menjadi lebih aktif, kritis, dan meningkatkan rasa percaya diri
siswa.
Kelebihan Strategi Shared Reading dalam Membaca Nyaring
Suatu Pengumuman dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat:
1. Dalam
strategi ini guru memberikan contoh cara membaca nyaring suatu pengumuman
dengan lafal dan intonasi yang tepat sehingga siswa dapat mengamati bagaimana
cara membaca yang benar baik dari segi teknik, ejaan, pelafalan, intonasi, jeda,
tanda baca, penekanan suatu kata yang penting, dan penggunaan ekspresi.
2. Meningkatkan
keaktifan, melatih kekritisan siswa dalam memahami suatu bacaan, dan melatih
rasa percaya diri siswa karena disini siswa dituntut untuk praktek langsung di
depan kelas.
3. Siswa
dapat mengetahui dimana letak kesalahan mereka dalam membaca nyaring suatu
pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat karena ketika siswa maju
kedepan kelas guru juga menilai dan membenarkan.
4. Membantu
siswa mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki karena mereka dapat
memperhatikan teman mereka yang maju di depan kelas, sehingga mereka tidak
mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh temannya.
5. Membantu
guru untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan perindividu siswa dalam menguasai
materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat,
karena siswa mempraktekkan secara bergiliran.
Kekurangan
Strategi Shared Reading dalam Membaca Nyaring Suatu Pengumuman dengan Lafal dan
Intonasi yang Tepat:
1. Memakan
waktu yang lama karena siswa maju bergiliran satu-persatu.
2. Apabila
guru tidak mempu menguasai kondisi, bagi siswa yang tidak maju ke depan kelas
terkadang tidak terkondisi, ramai sendiri, dan tidak mau memperhatikan temannya
yang maju ke depan kelas.
3. Menimbulkan
kejenuhan bagi siswa yang tidak maju ke depan kelas terutama jika sudah tinggal
beberapa siswa lagi yang maju.
4. Bagi
siswa yang memiliki sifat pemalu akan susah untuk dibujuk untuk maju ke depan
kelas apabila guru tidak mampu membujuk dan mensiasatinya.
B.
Pengembangan
Materi Ajar Membaca nyaring suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang
tepat
Kompetensi Dasar Membaca nyaring suatu pengumuman
dengan intonasi dan lafal yang tepat pada pembelajaran bahasa indonesia dengan
metode shared reading, penulis membuat media pembelajaran berupa
Pamflet dengan tema Kebersihan. Metode shared reading yang digunkan pada materi membaca nyaring
suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat membantu guru dalam
mengembangkan kemampuan siswa untuk aktif dan berfikir kritis pada saat
pembelajaran berlangsung. Selain itu dalam metode shared siswa dituntut
untuk mempraktikannya langsung setelah memperhatikan guru dalam membaca nyaring
suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang tepat. Dalam metode shared
reading guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Dalam memfasilitasi siswa
guru menyediakan contoh pengumuman yang diambil dari pengumuman yang
diambil dari buku dan pengumuman yang adalingkungan sekitar sekolah. dilanjtkan dengan guru memberikan contoh membaca nyaring suatu
pengumuman dengan intonesi dab lafal yang tepat.
Dalam media pembelajaran MENYAPU
(Membaca Nyaring Pengumuman) kami menggunakan beberapa contoh pengumuman
yang ada disekitar lingkungan sekolah dan dari majalah yang berisi pengumuman
untuk anak. Pembelajaran Bahasa Inonesia dengan Standar Kompetensi Membaca
nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat untuk siswa kelas
4 Sekolah Dasar Pengumuman yang guru sediakan harus disesuaikan dengan usia
anak pada kelas 4 Sekolah Dasar.pengumuman dapat berisi pemberitahuan untuk
membersihkan lingkungan sekolah dan pemberitahuan mengenai lomba yang akan
dilaksanakan pada waktu dekat.
Media yang kami gunakan dalam penyampaian
pembelajaran bahasa indonesia dengan kompetensi dasar Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
berupa pengumuman yang diambil dari buku dan pengumuman yang ada di
lingkungan sekitar sekolah sebagai
berikut:
C.
Variasi
Penilaian Membaca Nyaring Suatu Pengumuman dengan Metode Shared Reading
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Variasi penilaian digunakan sebagai evaluasi
hasil pembelajaran siswa dalam membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal
dan intonasi yang tepat. Selain itu digunakan untuk melihat tingkat perkambangan kemampuan
siswa dalam menguasai materi
pembelajaran membaca nyaring suatu pengumuman melalui penggunaan strategi shared reading Penilaian yang sesuai untuk pembelajaran Bahasa Indonesia pada
materi membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
yaitu penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai
dari masukan (input), proses, sampai
keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami,
apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.. Evaluasi
hasil pembelajaran membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal
dan intonasi yang tepat mengacu
pada indikator pencapaian
hasil belajar siswa, dimana siswa dapat mempraktikan
membaca nyarig suatu pengumuman yang telah disediakan oleh guru.
Evaluasi
hasil pembelajaran dalam membaca nyaring suatu pengumuman meliputi:
1. Apakah siswa
mampu menggunakan lafal, intonasi, jeda, penggunaan tanda baca dan penekanan
pada kata yang penting pada saat mempraktikan di depan kelas?
2. Apakah siswa menguasai teknik membaca nyaring
suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat sesuai dengan yang
dicontohkan oleh guru?
3. Apakah siswa mampu menyampaikan maksud dan
tujuan yang ada pada pengumuman dengan menggunakan ekspresi dalam membaca
pengumuman?
Variasi penilaian yang di gunakan untuk
Kompetensi Dasar membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi
yang tepat adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat melafalkan secara benar setiap kata yang terdapat pada teks pengumuman.
2. Siswa dapat menentukan intonasi yang sesuai
dengan kalimat yang dibaca.
3. Siswa mampu membedakan bagaimana cara membaca
yang benar sesuai dengan tanda baca yang ada pada teks pengumuman.
4. Siswa dapat menentukan jeda dalam membaca
pengumuman dengan memperhatikan tanda baca.
5. Penekanan kata yang penting dalam mengungkapkan
isi pengumuman yang telah disediakan oleh guru.
6. Ekspresi untuk menyampaikan isi pengumuman yang
dibacakan agar maksud dan tujuan dari pengumuman tersebut dapat tersampaikan
pada pendengar.
Format Penilaian Sikap
No
|
Sikap
|
Belum Terlihat
|
Mulai Terlihat
|
Mulai Berkembang
|
Membudaya
|
keterangan
|
1.
|
Teliti
|
|
|
|
|
|
2.
|
Bertanggung jawab
|
|
|
|
|
|
3.
|
Kerjasama
|
|
|
|
|
|
4.
|
Rasa ingin tahu
|
|
|
|
|
|
5.
|
Percaya diri
|
|
|
|
|
|
Penilaian
Pengetahuan
Kriteria
|
Keterangan
|
|
Sudah
|
Belum
|
|
Menjawab
pertanyaan yang diberikan tentang materi yang disampaikan
|
|
|
Berpikir kritis
dan aktif mengenai materi yang di ajarkan
|
|
|
Penilaian
Ketrampilan
Kriteria
|
Keterangan
|
|
Sudah
|
Belum
|
|
Kemampuan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat
|
|
|
Kemampuan
mengungkapkan ekspresi yang sesuai
|
|
|
Kemampuan
membedakan tanda baca dan jeda
|
|
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh keaktifan siswa dan kemampuan guru
dalam mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan strategi yang
sesuai untuk menyampaiakan materi yang akan dipelajari, selain itu strategi
yang digunakan harus bervariasi dan inovatif. Kegiatan belajar mengajar pada
pembelajaran bahasa Indonesia sangat beragam oleh karena itu guru diharapkan
mampu memilih strategi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Menurut Farida
(2005) membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan
yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca
dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis. Ketepatan lafal dan
intonasi dalam membaca mempengaruhi pendengar dalam menerima maksud dari bacaan
yang dibaca. Strategi yang dapat digunakan dalam membaca nyaring suatu
pengumuman salah satunya dengan menggunakan strategi shared reading. Strategi shared reading dimulai dengan guru
memberikan contoh cara membaca suatu pengumuman dengan intonasi dan lafal yang
tepat, sementara siswa mendengarkan. Agar nantinya siswa dapat mempraktikan
membaca suatu pengumuman dengan benar sesuai dengan yang dicontohkan. Media pembelajaran
MENYAPU (Membaca Nyaring Pengumuman) yang digunakan berupa pengumuman
yang ada disekitar lingkungan sekolah dan majalah yang berisi pengumuman untuk
anak.
Penilaian yang digunakan pada strategi shared reading dalam membaca nyaring
suatu pengumuman berupa penilaian sikap, penilaian pengetahuan yang meliputi
pengetahuan mengenai tanda baca, intonasi, dan jeda. Kemudian penilaian
ketrampilan, siswa mempraktikan membaca menggunakan lafal, intonasi, penekanan
kata, dan ekspresi yang tepat dalam membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Hendri Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Berndt, T. J. 1992. Child Development. Orlando: Holt,
Rinehart & Winston, Inc.
Tomkins,
G.E., & Huskisson, K. 1995. Language Arts: Conten and Teaching
Strategies. Boston: Allyn Bacon.Q
Puspita,
linda. 2000. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar.
Thesis. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Pembentukan Kata dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Papalia, D. E., Olds, S. W.,
dan Feldman, R.D. 2001. Human Development; Eigth Edition. New York: The
Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Rahim,
Farida. 2005. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sidiki, Ratna. 2008. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Nyaring Kalimat Sederhana Melalui Pengembangan Media Pias Huruf di Kelas 1 SD Inpres Huluduotamo”. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 5: 301-305.
Tarigan,
Hendri Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Yarmi,
Gusti. 2008. “Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di SD”. Jurnal Pendidikan Penabur. 11: 12.
Lestariningsih. 2009. “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
dengan Teknik Balainang Melalui Media Buku Bergambar pada Siswa Kelas 1 SD
Negeri Karangduren 3 Tengaran Semarang”. Under Graduates thesis.
Suhardi. 2009. “Peningkatan
keterampilan membaca nyaring teks berita dengan menggunakan teknik penubian -
PPI pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri1 Sumber Rembang Provinsi Jawa
Tengah tahun pelajaran 2008/2009”. Database Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1 (1): 183-206.
Tomkins,
G.E. 2010. Literacy for the 21st Century, A Balanced Approach.
Boston: Allyn Bacon.
Hartandi, Yudi. 2011. “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match pada Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Membaca Nyaring Bermakna Teks Fungsional dan Esei Pendek Sederhana Berbentuk Procedure di Kelas IX A SM”. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan, 2 (2).
Muryati, Sri & Kusumaningsih, Dewi. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Sukoharjo : Univet Bantara Press.
Sefrida. 2012. “Meningkatkan Kemampuan
Membaca Nyaring dengan Intonasi yang Tepat Melalui Metode Latihan pada Anak
Kesulitan Belajar”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Khusus, 1 (1) : 121.
Sihombing,
Senti. 2012. “Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring dengan Menggunakan Media
Kartu Kalimat Siswa Kelas III SDN Tampirkulon I Magelang”. e Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, 1 (1).
Sudarini. 2012. “Peningkatan Hasil Belajar
Membaca Nyaring Dengan Media Audio Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas
III”.
Feronika Manseh, Loula,
dkk. (2013), dalam penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas X Sma
Negeri 7 Manado Melalui Strategi Simulasi Berpasangan”. Jurnal Fakultas Bahasa dan Seni-Kompetensi, 1 (1).
Syifak, M. 2013. “Penggunaan Cerita Bergambar untuk
Meningkatkan Kemampuan membaca Nyaring Siswa Kelas II SDN Margorejo III/405
Surabaya” . Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1 (1) : 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar